PARIAMAN -
Sungguh-sungguh dalam bekerja, menjaga kepercayaan orang lain, dan tidak pelit
membagi ilmu akan mendatang rejeki yang banyak dan tidak terduga dalam
mengembangkan usaha. Hal tersebut dialami Masrizal (32) ketika membuka usaha
bengkel servis motor di Jalan Wolter Monginsidi, Bypass Bato, Kota Pariaman
tahun 2010.
Masrizal, pemilik bengkel motor Bato Servis, yang merupakan Mitra Binaan Kemenpora RI |
Bermodal kecil, namun kesungguhan dalam bekerja, Masrizal mendapatkan dana hibah dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 dan Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2013. Masing-masing dengan nilai 10 juta rupiah dan 50 juta rupiah.
"Setelah tamat di
SMK N 1 Pariaman tahun 2001, saya langsung bekerja di bengkel tempat magang
dahulu. Beberapa tahun kemudian pindah ke bengkel servis motor lain yang
dikelola oleh teman sekolah. Namun, pelanggan di bengkel yang lama ikut juga
pindah," kata pria, yang biasa dipanggil Uncu Maih, ini kepada Buyuang saat
ditemui di bengkelnya, Minggu (13/3).
Pertengahan tahun 2010,
dengan modal kecil untuk membeli perlengkapan perbengkelan, Uncu Maih
memutuskan membuka bengkel servis sendiri dengan nama bengkel Bato Servis.
Bertempat di tanah milik keluarga, dengan pondok kecil namun mempunyai halaman
luas. Untuk suku cadang, diambil dari bengkel teman dengan sistem bayar pada
bulan berikutnya.
Bermodalkan pelanggan
yang banyak dan setia, bengkel servis Uncu berkembang dengan baik. Berkat
informasi dari pelanggan, tahun 2011, Uncu Maih mengajukan proposal
kewirausahaan kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi
Sumatera Barat. Dana hibah sebesar 10 juta rupiah yang diperoleh langsung digunakan
untuk melunasi hutang kepada teman dan membeli barang kebutuhan bengkel.
Pembinaan dan evaluasi
yang dilakukan Disdikpora Provinsi Sumatera Barat, merekomendasikan Bato Servis
milik Masrizal untuk mengikuti program kewirausahaan dari Kementerian Pemuda
dan Olahraga (Kemenpora). Hasilnya, tahun 2013, Masrizal kembali mendapatkan
dana hibah sebesar 50 juta rupiah.
Pengelolaan usaha dan
keuangan yang baik membuat bengkel Bato Servis mampu melengkapi kebutuhan suku
cadang motor. Pondok kayu sebagai tempat usaha secara bertahap dibangun, dan
sekarang sudah menjadi bengkel permanen sekaligus tempat tinggal bagi keluarga.
Bato Servis sejak tahun 2013 selalu menerima siswa magang dari jurusan otomatif
SMK N 1 Pariaman. Selain itu, pemuda dan siswa yang ingin belajar servis motor
diberi kesempatan tanpa dipungut bayaran.
"Harapan saya,
setiap anak harus mempunyai minimal satu keahlian unutk bekalnya di masa depan.
Ketika harapannya mendapatkan pekerjaan yang layak tidak tercapai, dia bisa
menggunakan keahlian tersebut untuk membuka lapangan kerja sendiri," kata
pemilik bengkel servis motor yang sudah mempunyai tujuh karyawan ini. (cby/01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar