Minggu, 09 Oktober 2016

LPK Mode Vak Karyawati : Sejak Tahun 1970, Lahirkan Ribuan Penjahit Handal ( Repost 7 Maret 2016 )

 PARIAMAN – Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) Mode Vak Karyawati telah melahirkan ribuan penjahit perempuan yang tersebar di Indonesia. Didirikan sejak tahun 1970 oleh Syahnidar Yusuf, LPK Mode Vak Karyawati sampai saat ini masih tetap bertahan dan konsisten melahirkan penjahit-penjahit handal di Kota Pariaman.


Roswita Rosa (58) menceritakan kepada Buyuang, saat ditemui di rumahnya pada Kamis (7/3), LPK Mode Vak Karyawati didirikan Ibunya pada tahun 1970 yang bertujuan untuk menambah keterampilan yang lebih mendalam bagi murid Sekolah Kepandaian Putri (SKP) di Pariaman. Ibunya saat itu juga menjabat sebagai Direktur Sekolah Kepandaian Putri (SKP) di Pariaman, sekolah swasta yang letaknya di sebelah gedung DPRD Padang Pariaman saat ini.

“Sebenarnya, pada tahun 1955, Ibu sudah membuka kursus membuat. Namun, proses pembuatan yang serba manual ketika itu, membuat saya tidak tertarik dan lebih memilih keterampilan lain,” kata Roswita yang biasa dipanggil Mami oleh murid-muridnya.

Ketertarikan pada keterampilan menjahit, sambung Mami, didukung penuh oleh Ibunya dalam bentuk mengirim Roswita belajar menjahit ke beberapa guru menjahit di Pariaman. Bahkan mendatangkan guru juga dari daerah lain. Keterampilan dari beberapa guru ini membuat Mami berhasil membuat pola pakaian sendiri, yang nantinya menjadi andalan dan ciri khas dalam mengembangkan LPK Mode Vak Karyawati.

“Mulai masuk belajar hari ini, besok sudah pandai menggunting pola. Dengan syarat, ada bakat, tidak mudah bosan, dan ada kemauan keras untuk belajar dan berkreasi” ujar Mami yang sejak tahun 1975, berumur sekitar 17 tahun, sudah dipercaya Ibunya menjadi guru menjahit.

LPK Mode Vak Karyawati yang mempunyai moto Kerja dan Karya untuk Kesejahteraan Wanita, hanya menerima murid khusus perempuan. Setiap murid yang belajar menjahit dikenakan biaya satu (1) mas. Biaya ini berlaku sampai murid tersebut pandai menjahit sendiri .

Perempuan yang belajar menjahit di LPK Mode Vak Karyawati ini pada umumnya berhasil membuka usaha menjahit sendiri. Malah banyak yang menjadikan menjahit ini sebagai matapencaharian keluarga, termasuk ikut sertanya suami bagi yang sudah berkeluarga.
  
Walau berdiri sejak tahun 1970, LPK Mode Vak Karyawati baru bisa menjalin kerja sama dengan pemerintah pada tahun 2014 dan 2015 dengan Program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dari Dirjen PAUDNI-Kemdikbud. 20 orang perempuan dengan usia 18 sampai 40 tahun belajar keterampilan menjahit secara gratis selama 500 jam pelajaran. Di akhir program, peserta mengikuti ujian nasional untuk mendapatkan sertifikat menjahit level 1 yang dikeluarkan Kemdikbud dan berlaku secara nasional.

Terkait perkembangan zaman dan persaingan dunia kerja dan usaha saat ini, Mami mengharapkan remaja putri harus mempunyai keterampilan. Sehingga bias menghasilkan produk dan lapangan kerja sendiri. Dan bisa juga membantu meringankan beban suami dalam mencari nafkah ketika sudah berkeluarga.

“Daripada bermenung, lebih baik mencari dan belajar keterampilan. Tidak perlu gengsi. Hal ini sudah saya alami ketika masih muda dulu. Berkat keterampilan mengajar menjahit ini, mampu membantu suami menyekolahkan anak-anak ke perguruan tinggi yang diminatinya,” ujar Roswita yang memiliki lima orang anak ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar