Minggu, 09 Oktober 2016

Talago Sariak: Bentuk Pemuda Produktif Melalui Perkebunan Pemuda ( Repost 7 April 2016 )



PARIAMAN - Memanfaatkan lahan mati dan lahan tidur menjadi lahan yang produktif termasuk salah satu program yang telah diputuskan dalam Musyawarah Rancangan Pembanguan (Musrenbang) Desa Talago Sariak Kota Pariaman tahun 2016.  Lahan mati yang mempunyai sumber mata air dengan kontur berbukit dimanfaatkan menjadi objek wisata pemandian, arena perkemahan, dan permainan alam. Sedangkan lahan tidur yang tersebar di Desa Talago Sariak dijadikan perkebunan pemuda.

“Di sini masih banyak lahan tidur karena tidak digarap oleh pemiliknya. Dan juga ada sekitar tujuh hektar lahan dengan kontur berbukit dan ada sumber mata air yang sejak saya kecil tidak pernah digarap. Lahan mati ini yang akan disiapkan menjadi kawasan wisata,” kata Ahmad Fahmi (33), Kepala Desa Talago Sariak, Pariaman Timur, Kota Pariaman, saat ditemui Buyuang di ruang kerjanya, Kamis (7/4) pagi.

Dari dua bentuk pemanfaatan lahan tersebut, kata Ahmad, perkebunan pemuda yang baru bisa dijalankan. Sedangkan pembangunan objek wisata pemandian, setelah konsultasi dengan Drs. H. Mukhlis Rahman, MM (Walikota Pariaman), ditunda dahulu karena masih ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya, pembebasan lahan dan kepemilikan lahan selanjutnya.

Mewujudkan program tersebut, dibentuklah  tim pembebasan lahan yang akan melakukan kajian dan teknis perjanjian dengan pemilik lahan. Terkait perkebunan pemuda, lahan-lahan tidur yang ada di desa akan di data oleh pemuda (Karang Taruna). Hasil pendataan ini yang akan ditindaklanjuti tim pembebasan lahan dalam negosiasi bagi hasil pemanfaatan lahan.

Lahan tersebut, sambung Ahmad, akan ditanami 200 batang Durian Montong yang diambil dari dana desa untuk kegiatan pemuda. Disela itu juga ditanam tanaman jangka menengah dan pendek, yang hasilnya untuk menutupi biaya produksi perkebunan pemuda tersebut.

“Seandainya, satu batang durian menghasilkan buah dengan nilai satu juta rupiah per tahun, maka yang dihasilkan perkebunan pemuda ini 200 juta rupiah per tahun,” jelas Ahmad

Dari hasil tersebut akan dibagi tiga antara pemilik lahan, pemuda sebagai pengolah dan pengelola, dan desa yang menjadi pemilik modal. Terkait pemilik lahan, sambung Ahmad, lebih disukai dengan sistem bagi hasil dibanding sewa jangka panjang. Semakin besar pendapatan perkebunan, semakin besar juga bagi hasil untuk pemilik lahan tersebut.

Di tempat terpisah, Rahmad Nadirsyah, Ketua Karang Taruna, menyampaikan bahwa pemuda menyambut baik dan mendukung  gagasan yang dilontarkan Kades Talago Sariak tersebut. Karena, amanah dan kepercayaan yang diberikan ini bisa membuat pemuda menjadi produktif.

“Apabila pemuda bisa produktif, ekonomi masyarakat akan naik, dan kesejahteraan masyarakat di Desa Talago Sariak turut meningkat,” ujar Nadir.

Di bawah komando Nadir, beberapa pemuda sudah mendata beberapa lahan tidur yang dimiliki masyarakat. Termasuk mensosialisasikan program perkebunan pemuda ini ke warga Talago Sariak, baik melalui perbincangan di lapau maupun sosial media facebook. (cby/01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar