PARIAMAN - Memanfaatkan lahan
mati dan lahan tidur menjadi lahan yang produktif termasuk salah satu program
yang telah diputuskan dalam Musyawarah Rancangan Pembanguan (Musrenbang) Desa
Talago Sariak Kota Pariaman tahun 2016. Lahan mati yang mempunyai sumber
mata air dengan kontur berbukit dimanfaatkan menjadi objek wisata pemandian,
arena perkemahan, dan permainan alam. Sedangkan lahan tidur yang tersebar di
Desa Talago Sariak dijadikan perkebunan pemuda.
“Di sini masih banyak lahan tidur karena tidak digarap oleh pemiliknya. Dan juga ada sekitar tujuh hektar lahan dengan kontur berbukit dan ada sumber mata air yang sejak saya kecil tidak pernah digarap. Lahan mati ini yang akan disiapkan menjadi kawasan wisata,” kata Ahmad Fahmi (33), Kepala Desa Talago Sariak, Pariaman Timur, Kota Pariaman, saat ditemui Buyuang di ruang kerjanya, Kamis (7/4) pagi.
Dari dua bentuk
pemanfaatan lahan tersebut, kata Ahmad, perkebunan pemuda yang baru bisa
dijalankan. Sedangkan pembangunan objek wisata pemandian, setelah konsultasi
dengan Drs. H. Mukhlis Rahman, MM (Walikota Pariaman), ditunda dahulu karena
masih ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya, pembebasan
lahan dan kepemilikan lahan selanjutnya.
Mewujudkan program
tersebut, dibentuklah tim pembebasan lahan yang akan melakukan kajian dan
teknis perjanjian dengan pemilik lahan. Terkait perkebunan pemuda, lahan-lahan
tidur yang ada di desa akan di data oleh pemuda (Karang Taruna). Hasil
pendataan ini yang akan ditindaklanjuti tim pembebasan lahan dalam negosiasi
bagi hasil pemanfaatan lahan.
Lahan tersebut, sambung
Ahmad, akan ditanami 200 batang Durian Montong yang diambil dari dana desa
untuk kegiatan pemuda. Disela itu juga ditanam tanaman jangka menengah dan
pendek, yang hasilnya untuk menutupi biaya produksi perkebunan pemuda tersebut.
“Seandainya, satu batang
durian menghasilkan buah dengan nilai satu juta rupiah per tahun, maka yang
dihasilkan perkebunan pemuda ini 200 juta rupiah per tahun,” jelas Ahmad
Dari hasil tersebut akan
dibagi tiga antara pemilik lahan, pemuda sebagai pengolah dan pengelola, dan
desa yang menjadi pemilik modal. Terkait pemilik lahan, sambung Ahmad, lebih
disukai dengan sistem bagi hasil dibanding sewa jangka panjang. Semakin besar
pendapatan perkebunan, semakin besar juga bagi hasil untuk pemilik lahan
tersebut.
Di tempat terpisah,
Rahmad Nadirsyah, Ketua Karang Taruna, menyampaikan bahwa pemuda menyambut baik
dan mendukung gagasan yang dilontarkan Kades Talago Sariak tersebut.
Karena, amanah dan kepercayaan yang diberikan ini bisa membuat pemuda menjadi
produktif.
“Apabila pemuda bisa
produktif, ekonomi masyarakat akan naik, dan kesejahteraan masyarakat di Desa
Talago Sariak turut meningkat,” ujar Nadir.
Di bawah komando Nadir,
beberapa pemuda sudah mendata beberapa lahan tidur yang dimiliki masyarakat.
Termasuk mensosialisasikan program perkebunan pemuda ini ke warga Talago
Sariak, baik melalui perbincangan di lapau maupun sosial media facebook.
(cby/01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar