Minggu, 09 Oktober 2016

Sulaman Kapalo Samek Nareh (Repost : 21 Mei 2016)



Kota Pariaman memiliki daerah sentra bordir dan sulaman, yang lebih di kenal dengan nama sulaman nareh. Industri rumah tangga tersebut tersebar di desa Manggung, Balai Naras, Naras 1, Naras Hilir, dan Padang Birik Birik. Dengan produk sulaman mato samek (mata peniti) dan sulaman benang emas.
Leni, pengrajin sulaman sedang mengerjakan sulaman mato samek

Sulaman mato samek yaitu sulaman yang berbentuk lubang-lubang kecil. Sulaman ini banyak dipakai dalam produk selendang, taplak meja, jilbab, sarung bantal, dan motif pada baju. Sedangkan sulaman benang emas, yaitu sulaman yang seluruh motifnya menggunakan benang emas. Umumnya digunakan dalam produksi baju penganten dan perlengkapan pelaminan.


Bahan yang digunakan pada sulaman mato samek pada umumnya berbahan Saten, Tapeta, Organdi, Sifon, Pelvet, Elena, dan Beludru. Beda bahan yang digunakan, mempengaruhi harga jual produk tersebut. Sedangkan perlengkapan lain yaitu benang mesin, benang emas, dan benang sulam / tenun.

"Pengrajin sulaman pada umumnya hanya mneyediakan bahan standar dan terjangkau. Kalau bahan yang mahal seperti beludru, biasanya disediakan oleh pemesan, sehingga pengrajin hanya bertanggung jawab membuat sulaman," jelas Fitrinawati, pemilik Toko Sulaman Indah Mayang dan pengrajin sulaman.

Perempuan yang biasa dipanggil Upik Mayang ini melanjutkan, proses pembuatan sulaman diawali dengan membuat motif pada bahan. Motif yang digunakan pada umumnya dari unsur bunga, seperti motif bunga melati dan bunga matahari. Namun, paling sering konsumen yang menentukan motifnya seperti rumah adat, kaligrafi, ayat kursi, dan bunga. 

Selanjutnya, bahan dijahitkan pada ram atau pamedangan. Motif yang sudah dilukis pada bahan dijahitkan benang emas sebagai bagian luar motif. Ruang kosong yang terdapat dalam benang emas, diisi dengan benang sulam/tenun tersebut. Pada sulam mato samek, benang sulam dililitkan pada mata peniti, lalu dijahitkan pada bahan. Hasilnya terdapat lubang kecil sebesar mata peniti (mato samek). Posisi tangan ketika menjahit berada pada atas dan bawah bahan.

"Pada umumnya pengrajin menjual dalam bentuk bahan. Konsumen yang akan menjadikan sulaman tersebut dalam bentuk baju, jilbab, dan mukena. Sedangkan produk jadi yaitu berupa selendang dan sarung bntal," tutur Upik.

Proses pembuatan sulaman mato samek, lanjut Upik, bisa memakan waktu 15 sampai 60 hari. Tergantung dari motif dan bahan yang diminta konsumen. Dan satu produk, bisa dikerjakan oleh tiga orang dengan bagian yang berbeda. Yaitu bagian melukis motif, menjahitkan benang emas, dan bagian sulaman mato samek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar