Kota Pariaman memiliki daerah sentra
bordir dan sulaman, yang lebih di kenal dengan nama sulaman nareh. Industri
rumah tangga tersebut tersebar di desa Manggung, Balai Naras, Naras 1, Naras
Hilir, dan Padang Birik Birik. Dengan produk sulaman mato samek (mata peniti)
dan sulaman benang emas.
Sulaman mato samek yaitu sulaman
yang berbentuk lubang-lubang kecil. Sulaman ini banyak dipakai dalam produk
selendang, taplak meja, jilbab, sarung bantal, dan motif pada baju. Sedangkan
sulaman benang emas, yaitu sulaman yang seluruh motifnya menggunakan benang
emas. Umumnya digunakan dalam produksi baju penganten dan perlengkapan
pelaminan.
Bahan yang digunakan pada sulaman
mato samek pada umumnya berbahan Saten, Tapeta, Organdi, Sifon, Pelvet, Elena,
dan Beludru. Beda bahan yang digunakan, mempengaruhi harga jual produk
tersebut. Sedangkan perlengkapan lain yaitu benang mesin, benang emas, dan
benang sulam / tenun.
"Pengrajin sulaman pada umumnya
hanya mneyediakan bahan standar dan terjangkau. Kalau bahan yang mahal seperti
beludru, biasanya disediakan oleh pemesan, sehingga pengrajin hanya bertanggung
jawab membuat sulaman," jelas Fitrinawati, pemilik Toko Sulaman Indah
Mayang dan pengrajin sulaman.
Perempuan yang biasa dipanggil Upik
Mayang ini melanjutkan, proses pembuatan sulaman diawali dengan membuat motif
pada bahan. Motif yang digunakan pada umumnya dari unsur bunga, seperti motif
bunga melati dan bunga matahari. Namun, paling sering konsumen yang menentukan
motifnya seperti rumah adat, kaligrafi, ayat kursi, dan bunga.
Selanjutnya, bahan dijahitkan pada
ram atau pamedangan. Motif yang sudah dilukis pada bahan dijahitkan benang emas
sebagai bagian luar motif. Ruang kosong yang terdapat dalam benang emas, diisi
dengan benang sulam/tenun tersebut. Pada sulam mato samek, benang sulam
dililitkan pada mata peniti, lalu dijahitkan pada bahan. Hasilnya terdapat
lubang kecil sebesar mata peniti (mato samek). Posisi tangan ketika menjahit
berada pada atas dan bawah bahan.
"Pada umumnya pengrajin menjual
dalam bentuk bahan. Konsumen yang akan menjadikan sulaman tersebut dalam bentuk
baju, jilbab, dan mukena. Sedangkan produk jadi yaitu berupa selendang dan
sarung bntal," tutur Upik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar