Sabtu, 01 Oktober 2016

Rumah Semi Permanen, Dihuni 16 Jiwa



Kondisi rumah semi permanen pasangan Pendek dan Alimasna, yang ditempati oleh 16 jiwa.
PADANG PARIAMAN – Siapa menyangka, rumah semi permanen berukuran sekitar 32 meter persegi yang berdinding papan dan triplek dengan loteng terbuka ini dihunyi oleh dua kepala keluarga dengan jumlah anggota keluarga 16 jiwa. Rumah dengan satu kamar tersebut berada di Dusun Korong Kabun Mudiak Nagari Kapalo Koto Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman.


Alimasna menceritakan, selain suami dan anak-anaknya, turut juga menantu dan cucunya tinggal di rumah tersebut. “Saya dan suami beserta anak yang kecil tidur dikamar yang masih berlantai tanah ini. Sedang anak-anak yang sudah remaja, menantu dan empat orang cucu tidur di ruangan tamu. Kami tinggal di rumah ini berjumlah 16 orang. Kalau hari hujan, terpaksa anak-anak menginap di rumah tetangga karena tampias masuk ke rumah,” jelas Masna saat Buyuang temui di rumahnya, Kamis, (15/9).

Untuk biaya harian, sambung Masna, dia bekerja sebagai buruh pembuat kerupuk di rumah warga dengan upah harian Rp. 15.000. Sedangkan suami, Pendek, bekerja mengembalakan sapi milik warga dengan sistem “mampaduoan”. “Jangankan untuk makan dua kali sehari, makan sekali sehari saja sudah beruntung. Ketika beras miskin yang didapatkan dari pemerintahan nagari sudah habis, terpaksa memakan jagung dan ubi,” terang Masna dengan mata berkaca-kaca.

Kesulitan ekonomi yang dialami keluarga pasangan Pendek dan Alimasna ini membawa dampak terhadap perkembangan kesehatan dan pendidikan anak-anaknya. Dua anak Masna, Marlina(31) dan Eka Putra (17) menderita gizi buruk dan penglihatan yang kabur. Dari sembilan orang anaknya, hanya satu yang bias menamatkan pendidikan tingkat SMK. Sisanya putus sekolah.

Masna juga menceritakan bahwa keluarga dan rumahnya sering didata oleh petugas dari nagari. Dimana mereka meminta fotokopi kartu keluarga, lalu mengambil foto kondisi rumah. Ketika ditanyakan, petugas tersebut mengatakan untuk pendataan bantuan dari pemerintah. “Kami sering di data, tapi bantuan tidak pernah diterima. Dan berkat perjuangan beberapa warga, baru saya dapat bantuan rehab rumah berupa bantuan material. Nama saya pernah juga masuk data penerima bantuan pemasangan listrik, namun tiba-tiba dialihkan ke warga yang lain tanpa diketahui penyebab dan alasannya,” kata Masna.

Alimasna yang didampingi anak-anaknya berharap kepada Bupati Padang Pariaman dan pemerintahan Nagari Kapalo Koto, Kecamatan Nan Sabaris agar bisa memberikan perhatian yang serius terhadap warga miskin. “Kami tidak minta banyak. Apabila kami yang miskin masuk dalam penerima bantuan, maka berikanlah hak kami tersebut. Jangan jadikan kami sebagai warga yang selalu didata dan difoto, lalu bantuan dialihkan ke warga yang tidak ada dalam data,” kata Masna di depan beberapa awak media yang datang ke rumahnya. (cby/01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar